Selasa, 28 Februari 2017

Solusi adalah pengiring masalah


"Kadangkala kita tidak bisa melihat solusinya karena memang kita tidak berusaha mengenali dan memperhatikan masalahnya dengan baik."
.
Setiap manusia hidup tentu menemui masalah. Entah itu anak-anak, remaja, dewasa, tua. Laki-laki dan perempuan. Masalah yang ditemui berada pada level masing-masing. 

Tentu sesuai dengan kemampuan menanggung beban. Seperti firman Allah, " Allah tidak memberi beban melampaui batas kemampuannya."

Arti yang sesungguhnya adalah Allah itu Maha Tahu. Tahu kemampuan hamba-Nya. Maka kita sebagai manusia yang diberi kelebihan dari makhluk-Nya yang lain harus percaya diri bahwa setiap permasalahan yang diberikan pada kita itu mampu kita selesaikan. Karena yang mengiringi masalah itu adalah solusi. Maka akrabi dan kenali permasalah yang sedang kita hadapi supaya dapat mengurai satu demi satu ujung benang kusutnya.

Selesainya sebuah masalah tergantung pada kondisi masing-masing dan bagaimana cara menyikapi, juga tingkatan permasalah. Ada yang bisa selesai cepat, ada pula yang butuh waktu bertahun-tahun baru kelar. ses

Dalam proses penyelesaian itu, dibukalah ilmu pengetahuan pada kita. Sehingga kita menjadi lebih baik, lebih ahli, lebih tangguh, lebih bermanfaat, dan lebih bersyukur. Menjadi manusia yang lebih tinggi derajatnya di mata manusia dan di mata Allah.

Untuk bisa seperti di atas, kita harus berteman dengan shabar dan shalat. Dengan kedua alat tersebut, hati lebih tenang dan pikiran lebih jernih. 

Pada akhirnya nanti kita bisa melihat akar permasalahan yang sesungguhnya, fokus pada penyelesaiannya bukan malah menjadi mengurat mengakar. Intuisi kitapun terasah dengan baik.

Yakinlah bahwa masalah adalah ujian yang bisa kita lalui. Ujian untuk anak SD tentu tidak akan sama dengan ujian anak SMP. Pun ujian untuk anak SMP, tidak akan sama dengan ujian yang diberikan kepada anak SMA. Kecuali seseorang mampu melakukan percepatan karena daya nalarnya berkembang lebih cepat dari orang kebanyakan.

Namun, pada intinya adalah kita butuh yakin dan percaya, bahwa kita akan selalu mampu melalui semua ujian.

Berikut ini adalah tulisan saya suatu hari di akhir bulan februari 2017, saat saya ingin menegaskan pada diri sendiri bahwa saya percaya diri menjalani kehidupan ini.

Aku adalah aku


Lihatlah...Allah menyayangi kita. Hujan deras yang hanya sekitar 2 jam hari kemaren, menyebabkan bumi terendam air hingga lebih dari 20 cm. Mentari kini bersinar hangat. Menghangatkan tubuh kita dan melumerkan hati kita yang nyaris beku. 

Aku adalah aku. Aku yang bisa membuat keadaan seperti yang aku inginkan.

Aku yang bisa mewujudkan keinginan. Aku yang tidak menyerah dan aku yang tidak terkalahkan. 

Aku yang akan menjadi saksi dr hidupku. Aku yang akan menjalani kisah hidupku.

Hidup kita bukanlah drama. Hidup kita adalah kisah nyata. Kita bukan pengendali keseluruhan hidup kita. Ada orang lain yang tidak serta merta bisa kita kendalikan. Ada semesta pun tak sepenuhnya kita yang mengendalikan. Lagi, ada Tuhan pengendali semuanya itu. Aku bukan pengendali keseluruhan hidupku. Aku hanya mempengaruhi hidup yang kupilih.

Karenanya aku bisa membuat hidupku seperti yang kuinginkan. Hidup bahagia dengan menulis, menangkap hikmah dari semua sesi kehidupan.
Memberi cinta dan dicintai. Memberiku ruang yang cukup luas untuk menjadi diriku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kucing

Hanya terdengar dengung kipas angin yang menempel di tembok, detak jantung jam dinding, bunyi kemeruyuk di dalam perutku, dan tarikan napask...