Jumat, 09 Juni 2017

Pencabut Rumput

Cerita pencabut rumput.

Tanaman merambat berbunga kuning itu  tiap bulan harua diberaihkan dari rumput-rumput yang terus tumbuh bila tidak ingin kehilangan keindahannya.

Lalu bertugaslah dua pemuda itu. Mencabuti rumput di antara tanaman bunga kuning di sepanjang tepi jalan. Mereka berdua bekerja sama sehingga pekerjaan yang dimulai dari pagi hingga sore dengan break pada siang hari itu bisa segera diselesaikan.
MelaKukan pekerjaan di bawah terik matahari di bulan puasa tentu tidaklah mudah. Demi rupiah yang bagi kalangan tertentu mungkin hanya dianggap receh.

Namun bagi mereka upah itu adalah nyawa. Karena dengan upah itu mulut mereka bisa mengunyah dan perut bisa mencerna. Secara logika, tanpa faktor-faktor pencekik nyawa maka hidup akan terus berlangsung.

Lalu mereka menunggu panggilan atas pekerjaan sederhana sekaligus berat itu. Kemudian melakukannya dengan cara terbaik sehingga pekerjaannya efisien. Karenanya mereka bisa melakukan pekerjaan berikutnya.

Itu kisah pencabut rumput, pekerja serabutan. Ia tak punya pekerjaan tetap yang sama setiap harinya pun dengan jumlah penghasilan yang relatif sama, namun mereka punya pekerjaan. Dan mereka happy.

#nulisrandom 04

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kucing

Hanya terdengar dengung kipas angin yang menempel di tembok, detak jantung jam dinding, bunyi kemeruyuk di dalam perutku, dan tarikan napask...