Sabtu, 28 Mei 2016

10 ide penulisan non fiksi

Daftar 10 ide penulisan non fiksi yang akan aku tulis :

  1. Menghadapi balita mengamuk
  2. Mengajar anak tertib dan teratur
  3. Belajar mendesain baju dan membuat pola
  4. Menanam sayur dan obat di tempat terbatas
  5. Membuat tas rajut
  6. Tips bahagia, belajar dari tingkah laku anak
  7. Mengajar anak menulis cerita
  8. Beberapa cara supaya anak senang belajar
  9. Kumpulan quote
  10. Menjadi ibu tangguh



Rabu, 25 Mei 2016

Mengapa hendak jadi penulis

Mengapa? Ya, mengapa?
1. Menulis untuk melepaskan... Aku hanya berfokus pada kegiatan menulis. Sederhana sekali. Menulis hanya untuk melepaskan, untuk senang-senang.
Saat kagum pada orang lain tetapi tidak bisa mengatakannya? Ya sudah tulis saja.
Saat jengkel pada orang lain atau diri sendiri dan hanya membuat pening kepala..ya sudah tuliskan saja.
Saat termenung melihat sesuatu kejadian dan memenuhi pikiran...ya sudah tulis....
Saat kecewa hingga menyisakan galau dan uring-uringan...tulis saja.
Akhirnya... Buku diaripun menumpuk tanpa makna. Hanya sekedar tong sampah. Benarkah? Sejatinya tidak. Mereka menjadi jejak pertumbuhan kita. Mereka menjadi tempat bercermin, tempat mengevaluasi diri.

2. Menulis untuk mengikat makna
Menulis itu buatku merupakan perwujudan diri. Wujud dari proses tumbuh. Pertumbuhan hati dan pikiran. Dengan menuangkannya dalam bentuk tulisan, akan membantu bagaimana perasaan dan pikiran kita menghadapi persoalan. Kita akan menyadari semakin hari kita menjadi lebih dewasa. Mampu menempatkan diri dan bersikap bijak.
Kita lebih bisa melihat hal-hal yang tersirat dari yang tersurat.
Jadi, bagiku menulis itu adalah mengikat makna. Dari berbagai hal yang kita alami, lihat, rasakan, dan pikirkan.
Menulis itu menjadi penting buatku, setelah merasakan bahwa perjalananku terasa lebih ringan dan indah.

3. Membaca membuatku ingin menulis.
Membaca adalah hobi sejak kecil. Ibu dan Bapak yang menjadi guru sekolah dasar, sering membawakan buku-buku perpustakaan. Buku yang menarik waktu itu adalah buku full color dengan sedikit dialog dan tulisan besar-besar. Tentang cacing dan kacang panjang (lupa judulnya).
Pun ketika sekolah dasar, membaca buku di perpustakaan sekolah sebelum bel berbunyi adalah kegiatan yang sangat mengasyikkan.
Karena ruang perpustakaan menyatu dengan kantor guru maka tidak bisa membaca saat istirahat.
Satu hal yang saya ingat waktu kelas V SD adalah saat guru IPA tidak bisa mengajar, akhirnya kelas kosong. Seorang guru kelas IV bernama Ibu Siti Sutarmiyati (saya selalu bangga dengan beliau dan sikapnya tepat sekali) yang tahu hal ini kemudian mengambil setumpuk buku perpustakaan dan membagikan satu buku kepada setiap murid. Dan kami tidak boleh memilih.
Maka mau tak mau saya baca buku yang diberikan sampai selesai. Buku itu berjudul La Barka, karangan La Rose. Belakangan baru tahu La Rose adalah penulis terkenal.

Sumbu menulis:
1. Menikmati berbagai fiksi (banyaak sekali yang masih mau dibaca) dan non fiksi ternyata membuatku merasa iri. Bagaimana bisa orang lain mengungkapkan hal-hal sederhana dengan begitu menarik dan memikat hati. Dan rasanya pasti menyenangkan bila tulisan kita dibaca orang lain bahkan disukai.
Akupun berkeinginan menjadi salah satu penulis. Berkunjung ke toko buku dan tersenyum, melihat buku kita terpajang di sana.

2. Review buku-buku milik anak. Alhamdulillaah, anak-anak juga suka membaca. Mau tak mau aku harus membaca buku-buku yang mereka beli. Supaya bisa review tentang isi bacaannya. Kemudian aku berfikir kenapa aku tidak membuatkan mereka cerita sendiri? Namun, belum berhasil juga :) .
.
Langkah selanjutnya, saya mengikuti sebuah grup di dunia maya yaitu Komunitas Bisa Menulis yang digawangi oleh Mas Agung Pribadidua. Banyak inspirasi yang aku dapat di komunitas ini. Pelajaran-pelajaran berharga yang aku peroleh dari komunitas ini adalah membiasakan diri menulis setiap hari, mengikat makna setiap saat, membuat target pencapaian, dan semakin banyak membaca baik fiksi maupun nonfiksi.

Aku harus terus belajar menulis hingga sampai pada pencapaianku menulis novel dan buku cerita anak. Akhirnya aku ketemu dengan kelas menulis, Komunitas Menulis Online (KMO) Batch 06. Sampai pada KMO, saya berharap bisa menemukan jalan untuk bisa menulis novel dan cerita anak.
Satu hal yang membuatku agak-agak gimana gitu, ternyata aku masih nol besar. Sementara begitu banyak orang yang sudah mumpuni di kelas ini.

Akhirnya untuk menguatkan tekad, aku harus selalu membaca quote setiap hari. Dan aku yakin, hari itu akan tiba.

4. Menulis itu memberi manfaat.
Aku sangat terkesan dengan buku memoar "Selasa bersama Morrie" karya Mitch Albom. Morrie Schwart, si tokoh, meski kondisinya lumpuh masih sanggup menjadi buku berwujud manusia. Ia memberi banyak makna kehidupan bahkan di sisa hidupnya. Kisah ini sangat menginspirasi. Memantik semangatku untuk belajar terus sepanjang hayat dan bisa menuangkan makna kehidupan ke dalam sebuah buku.

Maka aku harus menguatkan tekad bahwa keinginan itu pasti akan terwujud bila terus  diupayakan. Tidak boleh menyerah.

KarenaKarena,
 "Kegagalah terbesar adalah tidak mencoba" (William A.W). Maka aku akan mencoba dan terus mencoba.

Senin, 23 Mei 2016

semangat pagi



Bismillaah

Saat menjelang tidur, berdoa sebelum tidur, tegaskan rencana esok hari.
Saat pagi menjelang, berdoa di pagi hari, menyambut pagi dengan semangat.
Bersiap langkahkan kaki, menjejak bumi,  menjunjung langit.

Bermimpi di pagi hari dan mewujudkannya.
Sedikit demi sedikit yang tidak terasa, akan membukit.
Hanya perlu terus-menerus dan konsistensi.

Duniaku, duniamu, dunia kita
Dunia menulis dan membaca

Kucing

Hanya terdengar dengung kipas angin yang menempel di tembok, detak jantung jam dinding, bunyi kemeruyuk di dalam perutku, dan tarikan napask...