Jumat, 24 Februari 2017

Menyusun Paragraf di Otak

Bagi saya, ide itu seringkali muncul saat beraktivitas. Paling sering itu saat berkendara, antar jemput anak ke dan dari sekolah. Dan aku tidak mungkin langsungbmencatatnya jadi sepanjang jalan menulis di dalam otak. Seperti ini sebenarnya tidak boleh karena memungkinkn lupa. Dan benar, paragraf yang telah disusun ada yang hilang tetapi untunglah intinya tetap kepegang.
Maklum saja, mengejar waktu.

Frekuensi ke dua adalah saat sibuk di dapur. Akhirnya pikiran terpecah antara memikirkan proses memasak dan membuat paragraf. Kadangkala, aku membawa hape ke dapur, dan di waktu ada kesempatan, paragraf di otak bisa langsung  kutuang ke  hape.
"Ikat idemu dengan menuliskannya. Jangan biarkan ia terbang membawa pergi  mimpi kita."
  Sebagai ibu rumah tangga, mengikat ide yang muncul sembarangan itu tidak mudah. Seringkali harus mencuri waktu, seringkali membujuk anak agar tidak merajuk. Hehe.
Tahu sendiri kan klo sedang berpikir, rasanya jari menjadi gatal untuk mengetik.
Tahu sendiri juga y dahi itu menjadi pnas klo berpikir keras.

Jadi, mau tak mau aku mesti menyusun paragraf dari ide tersebut di dalam otak. Mengulang-ulangnya. Dan barulah menuangkannya begitu bisa memegang hape atau pulpen dan buku.

Meski ini kurang efektif tetapi taktis. Boleh dicoba dari pada gemes karena ide terbang melulu. Hehehe....
Sumber Ide : Senyum Polos
Melakukan perjalanan adalah hal paling menyenangkan bagiku. Kita bisa merenungkan banyak hal tentang yang sudah nempel di otak, atau yang kita lihat dn alami barusan. Terlebih lagi saat kita hanya jadi penumpang bukan menjadi pengemudi, tentu kesempatan merenung itu semakin banyak. Ide-ide pun bermunculan. Dan siap diikat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kucing

Hanya terdengar dengung kipas angin yang menempel di tembok, detak jantung jam dinding, bunyi kemeruyuk di dalam perutku, dan tarikan napask...