Senin, 26 Desember 2016

Mengukur Diri

Setiap malam  Atau tjelang tidur dalam sehari, setiap sabtu dalam sepekan. Setiap tanggal 28 atau 29 atau 30 atau 31 dalam sebulan. Setiap bulan desember setiap tahunnya.

Kita menghitung-hitung, mengukur-ukur semua hal yang telah terjadi dalam hidup kita.  Semua perasaan dalam hati kita. Setiap pikiran dalam otak kita.

Mengukur waktu yang kita miliki dan pekerjaan yang kita punyai.
Apa hasil yang telah didapatkan.
Apakah sebuah manfaat, apakah menuju pada cita-cita atau sebaliknya.

Hidup kita diukur dari seberapa banyak hal positif dalam hidup kita. Hati kita, otak kita, aktivitas kita.

Lalu apa yang sudah kita lakukan? Adakah hal-hal bermakna yang bermanfaat bagi diri kita sendiri dan orang lain?

Tidak mudah kita mengukur-ukur diri namun tidak mungkin tidak. Itulah yang harus kita lakukan supaya kita tahu semakin tumbuhkah kita atau seberapa tumbuh kita.

Membayangkan diri kita seperti pohon yang tumbuh dari sebuah benih kemudian tumbuh dengan dipengaruhi lingkungan berupa tempat tumbuh, faktor cuaca dan perawatanperawatan. Perawatan adalah usaha yang bisa dimanipulasi, bisa dilakukan percepatanpercepatan tumbuh. Hingga menghasilkan buah. Kemanfaatan itulah hasil dari pohon.

Maka menjadilah pohon yang berulangkali berbuah. Minimal sekali menghasilkan. Dari pada sama sekali mandul.

Berusaha terus tumbuh apapun lingkungan tumbuh kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kucing

Hanya terdengar dengung kipas angin yang menempel di tembok, detak jantung jam dinding, bunyi kemeruyuk di dalam perutku, dan tarikan napask...