Kamis, 22 Desember 2016

Lihat ke dalam diri

Pernahkah Anda berpikir, Tuhan tidak adil?

Saat keinginan Anda yang menggebu itu gagal dipenuhi maka perasaan apa yang muncul kemudian?
Kecewa.
Ya, benar...kecewa, marah, kesal, dan sebangsanya bermunculan memenuhi hati dan pikiran kita. Lalu mulailah kita membandingkan diri dan keadaan kita dengan orang lain. Kita merasa kegagalan itu bukan salah kita. Tetapi faktor lain di luar diri kita. Karena kita merasa tidak bersalah. Kita merasa sudah sempurna.

Dan ketika itu penuhlah hati dan pikiran kita dengan kegalauan, tidak lagi berpikir logis. Yang ada hanyalah jalan buntu. Prasangka buruk.

Lalu apa yang kita alami? Kemunduran, kekalahan telak, dan bisa menghancurkan. Karena ia menggerogoti hati dan pikiran kita. Hidup menjadi tidak tenang dan tidak nyaman. Semua menjadi serba tidak menyenangkan. Semua menjadi serba salah. Tidak ada yang nampak benar di mata kita.

Masih mending jalan di tempat dibanding kemunduruan. Namun lebih bagus lagi kalau kita maju terus walau perlahan.

Jadi, bagaimana?
Mengubah pola pikir. Berpikir positif. Makan pikiran negatif dengan pikiran positif. Geser semua prasangka negatif oleh prasangka positif.

Dalam kehidupan ini terlalu banyak rahasia yang belum kita ketahui.

Bagaimana kalau kita anggap kegagalan sebagai tantangan?
Lihatlah diri kita dan apa saja yang diperlukan untuk bisa memenuhi keinginan menggebu kita. Apa benar sudah cukup semua upaya? Apa benar semua faktor kegagalan di luar diri kita? Apa benar karena Tuhan tidak adil?

Bagaimana kalau kita ubah dengan pernyataan "Tuhan Maha Adil"?
Apa yang kita rasakan dengan pernyataan itu?

Tenang.
Ya, benar!
Ketenangan membuat kita bisa berpikir jernih. Mengupas semua sudut pandang yang sebelumnya tidak nampak di hati kita. Kabut kecewa perlahan tersibak.

Melihat dari sisi positif. Kegagalan yang sedang kita alami adalah rahasia yang harus kita buka. Kegagalan itu merupakan jalan yang memang harus kita coba lagi...lagi...dan lagi...
Jangan bosan.

Bila kita tak mampu mengubah faktor-faktor kegagalan di luar diri kita maka marilah kita ubah diri kita menuju kesuksesan. Karena kitalah yang memiliki diri kita, bukan orang lain. Kitalah yang mengenal hati kita, pikiran kita, tingkah kita, kebiasaan kita, positif dan negatifnya kita.

Jadi, apa yang bisa kita lihat dari kita? Menyalahkan saja atau mengubah yang tidak benar menjadi benar?

Mari kita melihat dan menunjuk ke dalam diri kita agar kita mampu berbesar hati dan berpikir positif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kucing

Hanya terdengar dengung kipas angin yang menempel di tembok, detak jantung jam dinding, bunyi kemeruyuk di dalam perutku, dan tarikan napask...